Song!

Sabtu, 03 Januari 2015

Kejutan Berharga di ulang tahun

Hai, namaku Angela. Besok, aku akan berulang tahun yang ke-11. Wah, senangnya. Hari ini, aku akan pergi ke sekolah bersama dengan sahabatku Hanzel. “Zel! Apa yang kamu impikan pada hari ulang tahunmu?”tanyaku riang. “Aku mau mendapatkan boneka yang besar hanya untukku saja,”jawab Hanzel. Sesampainya di sekolah, aku menuju ke bangku tempat dudukku. Oh, iya, Nama lengkapku adalah Angela Angel Maria Hadbore . Aku bersekolah di Royali Kriss School.
Miss Kristina masuk ke dalam kelasku sambil membawa beberapa buku-buku yang banyak. “Good Morning!”sapa Miss Kristina. “Selamat Pagi!”seru anak-anak di kelasku. “Hari ini, kita pelajaran bahasa Indonesia. Temanya adalah mengarang cerita. Karanglah sebuah cerita yang kamu idamkan untuk hari besok. Misalkan si Ichi, besok ia akan pergi ke Mall bersama keluarga besar. Nah, seperti itu contohnya. Miss bagikan satu lembar HVS. Jangan lupa dihias agar lebih menarik. Yang isinya dan hiasannya bagus, Miss akan menempelkan di mading utama sekolah,” terang Miss Kristina panjang lebar. Aku sangat senang, aku menuliskan cerita bertema ulang tahun. Aku ingin mempunyai seorang sahabat sejati yang bisa menemaniku di rumah setiap hari. Hehehe….
Selesai menulis cerita dan menghiasnya, aku mengumpulkan kepada Miss Kristina yang tengah membuka laptop di meja guru. “Sudah selesai?”tanya Miss Kristina. Aku mengangguk sembari memberikan hasil karyaku. Kriiinggg… lonceng elektronik di sekolahku berbunyi. Aku mengambil tasku dan berjalan pulang sendirian. Tiba-tiba, aku menabrak seorang anak yang sebayaku, yang wajahnya mirip denganku. “Maafkan aku, ya! Aku tak sengaja,”ujarku penuh perhatian sambil membantu anak perempuan itu berdiri. “Oh, tidak apa-apa. Perkenalkan namaku, Felicya Irsa Naumel. Panggil aku Felicya,”kata Felicya dengan ramah. “Hai Felicya, perkenalkan, namaku Angela Angel Maria Hadbore. Maaf cukup panjang namanya, tapi panggil aku Angela saja,”kenalku. “Kamu sekolah dimana?”tanyaku. Felicya terdiam, sepertinya ia sulit menjawabnya. “Aku tidak sekolah, aku hidup sebatang kara di rumah kardusku. Aku memulung sampah dan menjualnya,”jawab Felicya sedih. “Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menyinggung-mu,”kataku dengan rasa bersalah. “No problem,”sahut Felicya. “Kamu mau main ke rumahku? Nanti, disana bertemu dengan orang tuaku, kok,”ajakku. “Boleh, juga, La,”Felicya tak menolak ajakanku.
Di rumahku, aku mengajak Felicya ke kamarku. Aku pun langsung ke kamar mandi di kamarku untuk berganti baju dengan baju rumah. Baju itu merupakan pemberian Mom seminggu yang lalu, yaitu kaos putih bergambar Aikatsu (kartun favoritku) dan juga celana polos warna hitam selutut dan ada gambar bunganya. Aku pun mengkuncir rambutku yang panjang dengan kunciran ekor kuda, karet rambut-ku berwarna hijau. “Wah, kamu cantik sekali, Angela,”puji Felicya melihatku. “Ah, kamu juga cantik, kok,”aku tersipu. “Mari makan, mungkin Mom sudah menyiapkan makan siang yang lezat untuk kita,”kataku. “Mom?”tanya Felicya. “Iya. Itu ibuku,” sahutku lalu menggandeng tangan Felicya ke ruang makan.
Mom yang tampak sedang mau memulai makan, terkejut melihat Felicya. “Namamu Felicya bukan?”tanya Mom. “Kenapa Mom tahu?”aku malah bertanya. “Hmm… Tidak apa-apa. Mom pernah bertemu dengannya,”jawab Mom berbohong. Felicya menaikkan alis, dia sepertinya tidak pernah bertemu dengan Mom. “Dad pulang kapan?”tanyaku. “Sebentar lagi,”jawab Mom. Felicya dan aku duduk di kursi makan. Aku mengambil burger daging sapi dan juga pasta buatan Mom yang enak. “Kamu mau apa Felicya?”tanyaku melihat Felicya kebingungan memilih makanan. “Aku mau yang itu dan minumnya yang air putih saja, La,”sahut Felicya sambil menunjuk pizza dan air putih. Aku pun menyediakan untuk Felicya. Ia makan dengan lahap. Dad baru pulang. Aku menyambutnya dengan gembira. Begitu pula Mom, Dad pun kaget karena melihat Felicya. “Felicya?”kata Dad tak percaya. “Dad tau?”tanyaku heran. “Nggak, Dad pernah ketemu aja sama Felicya,”jawab Dad berbohong juga (berbohong kan nggak baik, kan teman?)

Esoknya, aku memulai hari seperti biasa. Di jalan aku bertemu Felicya. “Angela, terima kasih, ya. Atas pertolongan Mom dan Dad-mu. Akhirnya, aku bisa bersekolah juga,”kata Felicya. “Sekolah di sekolahku, kan?”tebakku. “Iya,”jawab Felicya pendek lalu menggandeng tanganku ke dalam sekolah. Semua anak tampak melihat Felicya dengan senyum-senyum yang mengembang. “Masuk di kelas mana?”tanyaku. “Kata Tante Silvi (Mom) di kelas 4B,”jawab Felicya. “Oh, sama di kelasku, dong!”ujarku bersemangat. Kami menuju ke dalam kelas 4B, ternyata. Mom dan Dad ada disana. “Lho? Mom, Dad? Kok disini, bukannya kerja?”tanyaku heran. “Sebenarnya, Felicya ini adalah saudara kembarmu. Kami memberikan infonya sekarang di hari ulang tahunmu saja. Kan juga hari ulang tahun Felicya”jelas Mom. “Kembar?”tanya kami bersamaan. Ternyata benar, kami memang seorang kembaran yang terpisah. “Kalian akan bersekolah disini. Oh, iya, Mom dan Dad pergi kerja dulu, ya. Nanti pulang sekolah kita kumpul bareng di rumah,”kata Mom. “Terima kasih, Mom!”seruku dan Felicya bersamaan. Kenangan ini memang tak pernah kulupakan.

6 komentar: