Sepulang sekolah, Dinda murung karena ia mengingat kata-kata Silvi, kawan Dinda
kalau punya buku diari itu lebih enak mengingat kenangan yang kita tulis di
buku itu.
“Kamu nggak usah beli buku diari, Dinda. Cobalah ambil buku kosongmu.
Lalu beri hiasan dan sampulkan dengan seleramu sendiri. Itu akan menjadi sebuah
diary yang istimewa. Misalnya kamu kasih stiker sendiri tulisannya jangan ngintip! Itu kan membuat diari-mu
semakin cantik dan bagus,”terang Ayah.
“Tapi Yah, lebih keren kan dikasih kunci
gitu! Biar nggak ada yang bisa membukanya,”seloroh Dinda.
“Cobalah membuat
sendiri, itu akan menjadi buku diari-mu yang istimewa,”kata Ayah.
“Iya, deh,
Yah! Dinda akan coba,”kata Dinda sambil cemberut.
Di kamar, Dinda masih
ingin memelas kepada Ayah untuk membelikan diari untuknya. Dinda akhirnya
menuruti kata Ayah untuk membuat buku sendiri. Ia kemudian mengambil buku
kosongnya yang masih banyak. Ia mengambil satu buku tulis bergambar Hello Kitty
berisi 58 lembar. Lalu mengambil sampul buku bergambar boneka teddy bear.
Setelah menyampuli buku, Dinda menghiasi buku itu dengan stiker emoticon tersenyum dan juga stiker jangan ngintip buku ini! Ayah Dinda
merupakan seorang pengerajin atau pembuat stiker dan spanduk yang sudah
terkenal di kota Semarang.Tidak lupa Dinda menambahan glitter warna pink di
sekitar sampul belakang.
“Yippie! Sudah jadi buku diari-ku,”kata Dinda sambil
memegang buku diari barunya. “Setiap malam aku harus menulis buku ini,”gumam
Dinda dengan perasaan riang.
Esoknya, Dinda membawa
buku diari barunya ke sekolah. Buku diari itu Dinda namakan Lupy. “Dinda! Kamu
sudah punya buku diari belum?”tanya Silvi sambil menghampiri Dinda yang ada di
koridor sekolah sedang membaca mading (majalah dinding) sekolah.
“Sudah,”jawab
Dinda pendek.
“Boleh lihat? Harganya berapa? Beli dimana? Merk apa?”tanya Silvi
banyak. Silvi memang dikenal sebagai Miss KEPO.
“Tentu. Ayo ikut aku,”sedangkan
Dinda menjawabnya dengan tenang. Di bangku Dinda, Dinda mengambil Lupy (buku diari
Dinda).
“Ini? Wah ini sangat bagus. Beli dimana?”tanya Silvi.
“Iya, ini beli
dimana? Kok bagus banget,”puji Irtha yang ikut-ikutan.
“Aku buat sendiri. Untuk
stiker aku dibantu Ayah untuk membuatkannya,”jawab Dinda bangga. “Wah! Ini
bagus. Kalau dijual kan lumayan,”usul Silvi.
"Aku pesan 2 buku seperti itu, ya.
Nanti aku tawar harganya Rp.20.000!”kata Mita.
“Iya. Tunggu aku tulis di…”kata
Dinda seperti kebingungan.
“Aha! Lupy!”sahut Dinda kemudian mengambil Lupy dan
pulpen untuk mencatat pesanan teman-temannya.
“Nama diari-ku Mita’s Book,
ya,”kata Mita lagi.
“Oke! Warnanya apa?”tanya Dinda.
“Hijau dan kuning,”jawab
Mita.
“Sampulnya?”tanya Dinda lagi.
“Kalau itu terserah kamu, yang penting
bertema alam,”jawab Mita kemudian pergi mengajak Irta ke kantin.
“Ayah! Kita dapat
pekerjaan baru!”seru Dinda.
“Apa itu?”tanya Ibu ikut-ikutan.
“Aku dapat pesanan
banyak buku diari, yah! Ada dari Mita, Angel, Irtha, Jannevin dan Pelita, yah!”
jawab Dinda kegirangan.
“Alhamdulillah. Stiker apa yang harus ayah buat untuk buku
diari itu?” tanya Ayah. “Ada emoticon,
mickey mouse, masha and the bear, spongebob….”kata Dinda mendektekan.Dinda
sekarang jadi usahawan muda! Hebat, yaaa!
Good
BalasHapusBagus!
BalasHapusBaguss bangett
BalasHapusBagus banget!
BalasHapusGood
BalasHapus